Jumat, 30 Maret 2012

Prospek Beternak Kelinci Pedaging

Kelinci merupakan hewan yang lucu dan menggemaskan. Banyak orang yang menyukai hewan ini, karena kelinci hewan yang penurut. Saat ini kelinci menjadi komoditas yang menjanjikan dikarenakan banyaknya orang yang menyukai untuk dipelihara maupun olahan daging kelinci ini, terutama sate kelinci. Di sentra kelinci di Jawa ada di kota Batu, Bandung, Bogor dan kota-kota lainnya, sering dijumpai penjual sate kelinci. Pada dasarnya kelinci yang dijadikan sate merupakan kelinci yang sudah afkir / tua, dikarenakan peternak lebih menyukai beternak kelinci hias dibandingkan kelinci pedaging. Akan tetapi kelinci pedaging saat ini merupakan kelinci hias juga,misalnya jenis kelinci anggora, rex, silangan dan lokal. Untuk jenis kelinci pedagaing yang umum adalah Flemish giant, dan New Zealand yang merupakan kelinci bongsor (berbadan besar dan berat diatas 4kg) dikarenakan populasinya yang minimal sehingga tidak dijadikan kelinci pedaging malah dijadikan kelinci hias atau percobaan. Beternak kelinci pedaging menjadi tidak menjajikan jika menggunakan kelinci New Zealand dan Flemish giant karena harga beli indukan cukup mahal (400-750rb/ekor) dan ketika harus dijual menjadi kelinci pedaging hanya dihargai 18-20rb/kg.

Peternakan kelinci pedaging yang dilakukan masyarakat di Jawa adalah jenis kelinci lokal ataupun kelinci silangan dan beratnya sekitar 2-3kg. Usaha peternakan ini dilakukan secara tradisional dengan cara di umbar atau dikandangkan dengan pemberian pakan rumput saja, dengan masa panen sekitar 4-6 bulan. Harga jual kelinci berkisar 17-20rb/kg (hidup) ditingkat peternak dan pada konsumen akhir bisa mencapai 80-100rb/kg (karkas). Perlu diketahui kelinci pejantan lebih cocok dijadikan kelinci pedaging karena karkas (daging dan tulang) yang diperoleh lebih besar dibanding kelinci betina berkisar 50-55% berat hidup dan untuk betina dibawah 50%. Peternak jarang menjual kelinci betina dewasa dan memilih untuk menjadikan indukan untuk berproduksi anakan dengan mengawinkan jenis anggora. 

Pasar daging kelinci saat ini cukup menjanjikan karena permintaan cukup banyak dan supply daging kelinci masih minim, serta daging kelinci tidak diperjualkan secara bebas di pasar. Dari segi ilmiah, daging kelinci lebih baik dibanding daging sapi atau kambing bahkan ayam potong dalam segi kandungan lemak dan protein. Manfaat yang diperoleh mengkonsumsi daging kelinci adalah bisa menurunkan kolesterol, penambah stamina, dapat menurunkan serangan asm, dll 

Untuk usaha beternak kelinci pedaging ini kita harus pandai-pandai untuk mencari bibit kelinci pedaging. Jika kita mengunakan kelinci jenis lokal ataupun silangan yang berat dewasanya hanya 2-2,5kg sebaiknya dihindari dan lebih baik memilih jenis New Zealand, atau silangan New Zealand dengan Flemish giant. Pemilihan jenis ini didasarkan pada, masa panen anakan kelinci potong sangat singkat hanya 4 bulan, dengan asumsi masa hamil 1 bulan dan pembesaran 3 bulan dengan berat hasil kelinci potong diatas 2,5-3kg/ekor dengan pemberian pakan yang baik. Semakin berat kelinci yang dijual akan menaikkan harga jualnya, tetapi berimbas pada meningkatnya biaya pakan juga. Usaha beternak kelinci new zealand juga tidak berorientasi untuk menjual kelinci untuk dipotong tetapi akan membuka peluang untuk binatang percobaan, maupun kelinci hias.

Untuk persiapan Usaha berternak kelinci pedaging ini ada beberapa hal yang harus kita siapkan dan pastikan supaya usaha ini dapat berjalan dengan kancar dan bertambah sukses. Pertama-tama kita mencari tahu dimana penjual bibit kelinci yang baik dari segi kualitas bibit dan harga tentunya, akan tetapi kualitas bagus harganya pasti bagus juga, kecondongan kita ingin kualitas bagus tapi minta harga murah, pasti bakalan ga ada yang mau pelihara kelinci deh,... hehehehehe, maksud saya jika kita mendapatkan harga jual yang murah, dari mana peternak menutup biaya operasional dan dari mana mendapatkan profit untuk biaya hidupnya??? bagi konsumen harga jual kelinci dianggap mahal tetapi bagi peternak harga jualnya masih murah.

Kedua, memastikan ketersediaan supply pakan hijauan, konsentrat, vitamin, obat-obatan

Ketiga, Memahami peluang pasar dalam hal permintaan dan penawaran seimbang atau lebih banyak permintaan dibanding penawaran (supply) dengan cara berkerja sama dengan pengepul untuk menerima hasil panen kita. Berupaya untuk memasarkan sendiri hasil panen.

Yang sering terjadi orang yang ingin beternak kelinci sudah tergiur oleh keuntungan dari hitung-hitungan kertas, tidak memperhitungkan resiko, cara perawatan, manajemen operasional serta penyerapan pasar di daerahnya (permintaan lebih kecil dari penawaran). Perlu di ingat jika beternak kelinci pedaging, "penjualan kelinci luar kota dengan jarak jauh akan beresiko pada kematian dan tingginya biaya pengiriman sehingga bukan keuntungan yang diperoleh tetapi kerugian yang didapat". Jangan sampai beternak dahulu

Jika dari ketiga point diatas dapat dipastikan barulah kita mulai berhitung berapa modal yang harus disiapkan dan menentukan target pendapatan usaha ini.

Biaya investasi :
Sewa lahan untuk kandang untuk 2 tahun Rp. 1.000.000 
Kandang baterai ukuran 60 X 80 cm untuk 13 ekor indukan, dan 3 pejantan  Rp. 3.000.000
Kandang koloni pembesaran Rp 3.000.000
Perlengkapan kandang  Rp. 500.000
Pengadaan calon indukan 16 ekor berat 3-4 kg @ Rp 400.000 = Rp 6.400.000

Total = Rp. 10.900.000

Biaya Operasional dalam 1 siklus panen (4 bulan)
Pakan hijauan Rp 200.000/bulan = Rp 800.000
Vitamin dan obat-obatan Rp 50.000/bulan = Rp 200.000
Konsentrat (dedak bekatul) indukan 50kg/bulan @ Rp 2000= Rp 100.000/bulan = Rp 400.000
Konsentrat 50 anakan 75kg/bulan @ Rp 2000 =  Rp 150.000/bulan = Rp 600.000
Gaji karyawan ditiadakan karena skala ini belum membutuhkan karyawan.
Jika memakai karyawan biaya pakan hijau ditiadakan sehingga karyawan harus merawat dan mencari hijauan besaran gaji sekitar Rp 500.000/bulan dan jumlah indukan harus ditambah

Total biaya operasional 1 kali panen = Rp 2.000.000
Total biaya operasional dengan karyawan = Rp 4.000.000


Asumsi 1 ekor indukan melahirkan 5 ekor anakan akan diperoleh 65 ekor anakan
mortalitas 10% = 7 ekor mati

target berat anakan 3 kg/ekor 
harga per kg Rp 18.000- 20.000

Tingkat harga Rp 18.000
---> 58 ekor x 3 kg x Rp 18.000 = Rp 3.132.000

Tingkat harga Rp 19.000
---> 58 ekor x 3 kg x Rp 19.000 = Rp 3.306.000

Tingkat harga Rp 20.000
---> 58 ekor x 3kg x Rp 20.000 = Rp 3.480.000

Teknis perawatan
Perlu dicermati untuk indukan yang beranak diatas 8 ekor, anakan betinanya lebih baik dijadikan indukan supaya produksi anakan akan semakin meningkat. Untuk meningkatkan produktivitas anakan setidaknya 1 ekor indukan dikawinkan sebanyak 2-3kali dengan 1-3 pejantan. (bukan maksud untuk prostitusi kelinci lho!!!... hehehehe). Teknis mengawinkan, kelinci betina dimasukkan ke kandang pejantan setelah kawin dipisahkan dan di istirahatkan 15-30 menit lalu dikawinkan lagi, di istirahatkan dan dikawinkan lagi. Biasanya pada perkawinan yang ke 3 indukan betina akan menolak. Dengan cara ini diharapkan kelinci bisa beranak lebih dari 5 ekor. Dari pengalaman pribadi, indukan akan melahirkan 8-12 ekor 

Pemberian pakan konsentrat untuk indukan yang hamil dan menyusui sebanyak 100gr-150gr pada pagi 1/2 bag dan sore hari sisanya tergantung nafsu makan setiap indukan
Pada pakan perlu dicampur dengan vitamin biasanya 1-2gr/kg konsentrat
Pada air minum diberikan vitamin atau effective microorganism

Saat usia anakan 45 hari, anakan disapih dari indukan dan dimasukkan kandang koloni sesuai jenis kelaminnya. Pada umur 45 hari biasanya berat anakan mencapai 800-1000gr. 
Pemisahan anakan berdasarkan jenis kelamin mutlak dilakukan agar tidak terjadi pernikahan dini
Perlu di kelompokkan anakan yang mempunyai nafsu makan tinggi dan kurang agar meminimalkan kematian karena tidak kebagian pakan.
Pemberian pakan konsentrat diperbanyak dibanding hijauan, untuk meminimalkan mencret dan kembung, dan meminimalkan penularan penyakit (salah satu kelemahan sistem pembesaran dalam koloni kandang maupun umbaran)
Jika ada dapat diberi biji jagung kering sebagai tambahan pakan di siang/malam hari

Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan sebanyak 3-5% dari berat kelinci 

Sanitasi Kandang harus diperhatikan, setiap hari kandang harus dibersihkan

Pada penjualan kelinci sebaiknya mengikuti permintaan pasar
Jika ada yang membutuhkan anakan umur 2 bln bisa dijual Rp 50-75rb/ekor

Bisa juga dijual sebagai kelinci percobaan saat anakan umur 3bulan berat 2kg lebih seharga 75-100rb/ekor (kelinci jantan)

Bisa juga dijual sebagai calon indukan saat umur 4bln dengan harga 250-300rb/ekor (kelinci betina)
ataupun dijual kelinci indukan 400rb/ekor.

Jika pasar sepi kelinci bisa dijual sebagai kelinci potong dengan harga 18-20rb/kg atau lebih tinggi lagi

Usaha ini sangat menjanjikan karena pasarnya sungguh luas, dengan menjadikan kelinci potong saja masih mendapatkan hasil, tetapi semua itu tergantung nasib masing-masing peternak, karena pengalaman mempengaruhi hasil. 

Bagi yang berminat untuk bekerja sama ternak kelinci ini dapat menghubungi irv_fd@yahoo.co.id / 081944856696/085649898687